Aborsi lagi
beberapa hari yang lalu aku ikut bedah film dan diskusi yang diadakan oleh HIMASOS FISIP UNS. Ketika diajak untuk ikut diskusi aku langsung tertarik karena nanti akan nonton film tentang aborsi, film inilah yang sangat menarik minatku.
acara pertama dibuka dengan nonton film kemudian dilanjutkan dengan diskusi. Yang aku tidak sangka adalah film tersebut karena film tersebut menceritakan tentang proses aborsi, sampai alat-alat yang digunakan bahkan gambaran ketika aborsi melalui USG.
permulaan, film itu menggambarkan tentang alat-alat yang digunakan untuk aborsi, mulai dari yang untuk melebarkan saluran telur, untuk menyedot bayi sampai alat penghancur kepala si bayi. Yang jelas alat-alat tersebut seperti alat yang digunakan untuk operasi bedah.
kedua, film itu mulai mensimulasi proses aborsi, dan dijelaskan tahap-tahapnya. Sampai disini aku mulai ngeri melihst ilustrasi tersebut. Selanjutnya film memperlihatkan proses aborsi secara langsung termasuk melalui USG. Terlihat alat-alatnya ketika hampir memasuki kandungan, ketika berputar-putar di seputar ketuban untuk menentukan posisi bayi. Pada saat ini sudah mulai berontak, posisisinya yang semula tenang kemudian mulai ganti-ganti posisi untuk menghindari serangan alat-alat tersebut. Ternyata si bayi sudah tau akan ada bahaya yang mengancam jiwanya.
setelah alat itu berhasil menembus ketuban, dan ketuban pecah, maka pembunuhan yang sesungguhnya dimulai. Kemudian alat penghisap dimasukkan, melalui USG terlihat satu persatu bagian tubuh seperti kaki dan tangan terpisah dan menghilang terhisap oleh alat tersebut dan bayi tersebut dalam sekejap terhisap dan keluar menjadi gumpalan-gumpalan darah yang di tampung dalam sebuah tabung kaca. Melihat darah tersebut aku mulai mual-mual. Ternyata tidak semua bagian tubuh bayi bisa dihisap, biasanya masih menyisakan kepala. Kemudian dimasukkan alat berikutnya untuk menghacurkan kepala si bayi tersebut. KEtika kepala bayi itu sudah terjepit, maka tinggal menghancurkannya dan kemudian dihisap untuk dikeluarkan dari rahim si ibu.
sampai tahap ini, sudah membuatku mual, sesuatu yang jarang terjadi jika aku melihat sesuatu yang menjijikkan. Tetapi film itu belum berhenti menunjukkan kekejaman sebuah aborsi karna pada tahap selanjutnya dipertontonkan bayi-bayi yang telah hancur hasil aborsi. Ada yang kehilangan tangan dan kakinya, ada yang tinggal kepalanya saja, ada yang kepalanya hilang setengahnya, ada yang sudah dikumpulkan bagian-bagian tubuhnya seperti kaki, tangan, tubuh dan kepalanya. Terlihat juga bayi dengan kondisi yang hampir utuh tetapi berada dalam sebuah tempat sampah.
melihat bayi-bayi korban aborsi, cukup membuat aku kehilangan selera makan, walaupun pada waktu itu aku sedang lapar. Kemudian aku coba makan donat yang disediakan oleh panitia, tetapi ketika memakannya aku tidak merasakan apa-apa, hambar, karna masih terbayang oleh bayi-bayi korban aborsi tersebut. Betapa tega dan tidak manusiawinya orang-orang yang melakukan aborsi tersebut.
Film tersebut kemudian menceritakan tentang seorang dokter muda yang dalam usia mudanya telah melakukan lebih dari 10.000 kali aborsi di Amerika, tetapi setelah melihat film itu, kemudian dia berikrar pada dirinya untuk tidak melakukan aborsi lagi. Dan memang film tersebut berhasil menunjukkan betapa kejamnya sebuah proses aborsi. Jadi jika ada yang masih melakukan aborsi setelah menonton film tersebut maka perlu ditanyakan lagi apakah dia masih mempunyai moral? apakah dia masih manusia yang dianugerahi perasaan?
acara pertama dibuka dengan nonton film kemudian dilanjutkan dengan diskusi. Yang aku tidak sangka adalah film tersebut karena film tersebut menceritakan tentang proses aborsi, sampai alat-alat yang digunakan bahkan gambaran ketika aborsi melalui USG.
permulaan, film itu menggambarkan tentang alat-alat yang digunakan untuk aborsi, mulai dari yang untuk melebarkan saluran telur, untuk menyedot bayi sampai alat penghancur kepala si bayi. Yang jelas alat-alat tersebut seperti alat yang digunakan untuk operasi bedah.
kedua, film itu mulai mensimulasi proses aborsi, dan dijelaskan tahap-tahapnya. Sampai disini aku mulai ngeri melihst ilustrasi tersebut. Selanjutnya film memperlihatkan proses aborsi secara langsung termasuk melalui USG. Terlihat alat-alatnya ketika hampir memasuki kandungan, ketika berputar-putar di seputar ketuban untuk menentukan posisi bayi. Pada saat ini sudah mulai berontak, posisisinya yang semula tenang kemudian mulai ganti-ganti posisi untuk menghindari serangan alat-alat tersebut. Ternyata si bayi sudah tau akan ada bahaya yang mengancam jiwanya.
setelah alat itu berhasil menembus ketuban, dan ketuban pecah, maka pembunuhan yang sesungguhnya dimulai. Kemudian alat penghisap dimasukkan, melalui USG terlihat satu persatu bagian tubuh seperti kaki dan tangan terpisah dan menghilang terhisap oleh alat tersebut dan bayi tersebut dalam sekejap terhisap dan keluar menjadi gumpalan-gumpalan darah yang di tampung dalam sebuah tabung kaca. Melihat darah tersebut aku mulai mual-mual. Ternyata tidak semua bagian tubuh bayi bisa dihisap, biasanya masih menyisakan kepala. Kemudian dimasukkan alat berikutnya untuk menghacurkan kepala si bayi tersebut. KEtika kepala bayi itu sudah terjepit, maka tinggal menghancurkannya dan kemudian dihisap untuk dikeluarkan dari rahim si ibu.
sampai tahap ini, sudah membuatku mual, sesuatu yang jarang terjadi jika aku melihat sesuatu yang menjijikkan. Tetapi film itu belum berhenti menunjukkan kekejaman sebuah aborsi karna pada tahap selanjutnya dipertontonkan bayi-bayi yang telah hancur hasil aborsi. Ada yang kehilangan tangan dan kakinya, ada yang tinggal kepalanya saja, ada yang kepalanya hilang setengahnya, ada yang sudah dikumpulkan bagian-bagian tubuhnya seperti kaki, tangan, tubuh dan kepalanya. Terlihat juga bayi dengan kondisi yang hampir utuh tetapi berada dalam sebuah tempat sampah.
melihat bayi-bayi korban aborsi, cukup membuat aku kehilangan selera makan, walaupun pada waktu itu aku sedang lapar. Kemudian aku coba makan donat yang disediakan oleh panitia, tetapi ketika memakannya aku tidak merasakan apa-apa, hambar, karna masih terbayang oleh bayi-bayi korban aborsi tersebut. Betapa tega dan tidak manusiawinya orang-orang yang melakukan aborsi tersebut.
Film tersebut kemudian menceritakan tentang seorang dokter muda yang dalam usia mudanya telah melakukan lebih dari 10.000 kali aborsi di Amerika, tetapi setelah melihat film itu, kemudian dia berikrar pada dirinya untuk tidak melakukan aborsi lagi. Dan memang film tersebut berhasil menunjukkan betapa kejamnya sebuah proses aborsi. Jadi jika ada yang masih melakukan aborsi setelah menonton film tersebut maka perlu ditanyakan lagi apakah dia masih mempunyai moral? apakah dia masih manusia yang dianugerahi perasaan?