Senin, Maret 10, 2008

HP

Orang membeli HP bukan hanya untuk alat komunikasi saja, tetapi kini lebih kearah sebuah pemuas batin. Seiring dengan perkembangan jaman yang menuntut sebuah kecepatan, HP juga dituntut untuk dapat menaklukkan kecepatan itu. Mulai dari konektifitas yang tinggi hingga model-model HP yang begitu cepat berubah.

Adanya fitur-fitur dalam HP seperti chat ataupun browsing internet membuat seseorang terjebak kedalam sesuatu yang disebut Virilio sebagai realitas virtual. Teknologi realitas virtual akan berusaha menyalurkan dan mengontrol image mental dan ia akan melakukan dominasi cybernetik. Ini akan berpengaruh pada tingkat kontrol, dimana masyarakat tidak lagi bebas menentukan image mentalnya sendiri. Realitas virtual akan menciptakan persoalan-persoalan lain seperti tingginya ketidakmampuan kita memosisikan diri kita sendiri dalam ruang dan waktu. Kita akan menemukan diri kita benar-benar hilang dalam dunia virtual.

Seperti beberapa contoh kejadian diatas, bahwa penggunaan HP membuat seseorang melebihi kemampuan dirinya sendiri. Seseorang yang kemana-mana tidak dapat lepas dari HP dan pengeluaran yang membengkak akibat penggunaannya menjadi tidak dapat mengontrol dirinya sendiri sehingga kehilangan dirinya sendiri. Disamping itu, membuat dia terjebak dalam sebuah dunia yang semu, tetapi dia tetap senang berada di dalamnya. Dunia yang diciptakan oleh hayalannya sendiri tetapi membuat dirinya tenggelam didalamnya dan lupa akan realitas.

Seseorang yang keasyikan ber-smsan atau chat akan membuat lupa akan ruang dan waktu sehingga terkadang lupa dia berada dimana, jam berapa dan apa yang seharusnya dilakukan. Berada dalam dunia semu memang terkadang lebih mengasikkan daripada kehidupan sesungguhnya, karena kita masih meraba-raba dan hanya bisa membayangkan. Meraba dan membayangkan sesuatu yang tidak pasti membuat seseorang semakin tertantang untuk semakin mengetahui kepastiannya.

Menurut Virilio, kecepatan yang ditingkatkan yang berasal dari perkembangan teknologi mempengaruhi semua sektor masyarakat. Bagi masyarakat awam, kecepatan menyebabkan kehancuran waktu untuk refleksi. Disamping itu, kecepatan juga membuat sebuah dunia citraan dan penampakannya yang membingungkan.

Masyarakat postmodern memang lebih suka membayangkan daripada bertemu langsung, suatu hayalan daripada realitas, ditambah dengan kebutuhan akan kecepatan akan membuat kekacauan atas ruang dan waktu. Bukan hanya lupa waktu, tetapi juga lupa dimana dia berada karena dalam dunia semu, tidak ada perbedaan antara seseoarang tinggal di kota, pinggiran, maupun pedesaan. Juga berlaku, apakah di Indonesia, Amerika, maupun Eropa, semuanya sama saja dan tidak ada perbedaan yang berarti.

Hilangnya waktu untuk refleksi ini membuat seseorang semakin terjerumus ke dalam dunia citraan tersebut. Semakin dalam dan lama berada di sana membuat dia semakin lupa akan siapa dia dan realitas didekatnya karena dia semakin sibuk membangun citra-citraannya.

Google Docs & Spreadsheets - Pengolah kata dan spreadsheet web. Edit halaman ini (jika Anda punya izin) | Laporkan spam